Profil Desa Mojosari

Ketahui informasi secara rinci Desa Mojosari mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Mojosari

Tentang Kami

Menilik Desa Mojosari di Mojotengah, Wonosobo, sebuah pusat industri rumahan aneka produk makanan. Desa ini secara harmonis memadukan produktivitas UMKM kuliner yang dinamis dengan basis pertanian Salak Pondoh yang subur dan menopang.

  • Pusat Industri Rumahan Kuliner

    Desa Mojosari merupakan sentra penting bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di bidang makanan, yang digerakkan oleh kreativitas dan keuletan warganya, khususnya kaum perempuan.

  • Basis Pertanian Salak Pondoh

    Sektor agraris desa ini tetap kokoh dengan Salak Pondoh sebagai komoditas unggulan, yang memberikan stabilitas pendapatan dan menjadi fondasi bagi ekonomi lokal.

  • Kewirausahaan Berbasis Komunitas

    Semangat kewirausahaan menjadi ciri khas utama masyarakat Mojosari, didukung oleh jaringan sosial yang kuat dan peran aktif lembaga-lembaga perempuan dalam mendorong kemandirian ekonomi.

XM Broker

Nama "Mojosari" yang melekat pada sebuah desa di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo, seakan menyimpan sebuah esensi atau sari pati. Jika ditelusuri, esensi sejati dari desa ini bukanlah mitos atau legenda agung, melainkan denyut produktivitas yang tak pernah berhenti. Desa Mojosari merupakan perwujudan dari etos kerja yang ulet, sebuah kawasan di mana sari kemakmuran diperas bukan hanya dari suburnya kebun Salak Pondoh, tetapi juga dari hangatnya dapur-dapur industri rumahan. Desa ini telah menjelma menjadi salah satu dapur utama bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di bidang kuliner untuk wilayah Wonosobo. Di sinilah, keahlian agraris dan semangat kewirausahaan modern bertemu, menciptakan sebuah model ekonomi desa yang tangguh, mandiri, dan inspiratif.

Geografi di Zona Transisi yang Dinamis

Secara geografis, Desa Mojosari terletak di zona transisi yang strategis. Posisinya berada tidak jauh dari pusat perkotaan Wonosobo dan ibu kota Kecamatan Mojotengah, namun masih memiliki bentang lahan agraris yang cukup luas. Luas wilayah desa ini tercatat sekitar 1,51 kilometer persegi. Lokasinya yang tidak berada langsung di jalur utama wisata Dieng membuat suasana desa relatif lebih tenang, namun aksesnya yang mudah menuju pusat-pusat ekonomi memberikannya keuntungan besar dalam hal distribusi produk dan akses terhadap pasar.Secara administratif, Desa Mojosari berbatasan dengan beberapa desa dan kelurahan lain. Di sebelah utara, desa ini berbatasan dengan Desa Candirejo. Di sebelah timur, berbatasan dengan Desa Larangankulon. Sementara di sisi selatan berbatasan dengan Kelurahan Mojotengah, serta di sebelah barat berbatasan dengan Desa Krasak.Populasi Desa Mojosari yang padat dihuni oleh ribuan jiwa dengan struktur sosial yang dinamis. Kedekatannya dengan pusat kota membuat banyak warganya bekerja di sektor formal dan jasa, namun basis utamanya tetap berada di sektor pertanian dan industri pengolahan rumahan. Karakteristik ini menciptakan masyarakat yang terbiasa bekerja di berbagai lini, adaptif, dan memiliki mobilitas tinggi.

Dapur UMKM Wonosobo: Geliat Industri Kuliner Rumahan

Keunggulan utama yang menjadi ciri khas Desa Mojosari ialah geliat industri kuliner skala rumah tangga. Desa ini dikenal luas sebagai salah satu pemasok penting aneka produk makanan, baik jajanan pasar tradisional maupun makanan ringan modern, untuk pasar di Wonosobo dan sekitarnya. Puluhan hingga ratusan rumah tangga di desa ini menyulap sebagian rumah mereka menjadi ruang produksi yang sibuk setiap harinya.Produk yang dihasilkan sangat beragam. Mulai dari aneka kue basah seperti lemper, arem-arem, dan lapis yang setiap pagi didistribusikan ke pasar-pasar, hingga makanan ringan kering seperti keripik singkong, stik balado, dan berbagai jenis camilan lainnya yang dikemas secara modern. Selain itu, banyak juga warga yang membuka usaha katering untuk melayani berbagai acara seperti pernikahan, rapat, atau hajatan lainnya. Aktivitas ekonomi ini menciptakan perputaran uang yang signifikan di tingkat desa dan memberikan sumber pendapatan yang fleksibel bagi banyak keluarga.

Peran Sentral Perempuan dalam Roda Ekonomi

Di balik kesuksesan sektor UMKM kuliner Desa Mojosari, terdapat peran sentral kaum perempuan yang luar biasa. Para ibu rumah tangga di desa ini menjadi motor penggerak utama industri rumahan. Dengan keuletan dan kreativitas mereka, bahan-bahan baku lokal diolah menjadi produk bernilai jual. Mereka tidak hanya berperan sebagai tenaga produksi, tetapi juga sebagai manajer keuangan, pemasar, hingga inovator yang terus mencoba resep-resep baru.Keberdayaan ekonomi perempuan ini didukung oleh lembaga kemasyarakatan yang aktif, terutama Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Melalui kegiatan PKK, para perempuan ini mendapatkan pelatihan, berbagi pengalaman, dan membangun jaringan pemasaran bersama. Kontribusi mereka tidak hanya signifikan dalam meningkatkan pendapatan keluarga, tetapi juga dalam membangun kemandirian dan mengangkat derajat kaum perempuan di lingkungan sosial mereka.Seorang pegiat UMKM lokal menyatakan, "Di sini, hampir setiap ibu-ibu punya keahlian membuat sesuatu. Usaha ini kami mulai dari kecil untuk menambah uang belanja, tapi lama-lama bisa menjadi sandaran utama. Kami saling mendukung, kadang kalau ada pesanan besar kami kerjakan bersama-sama."

Salak Pondoh: Manisnya Penopang dari Sektor Agraris

Meskipun industri rumahan berkembang pesat, Desa Mojosari tidak meninggalkan akar agrarisnya. Sektor pertanian tetap menjadi penopang yang kokoh, dengan Salak Pondoh sebagai komoditas andalannya. Perkebunan salak terhampar di sebagian besar lahan pertanian desa, memberikan sumber pendapatan yang stabil dan relatif mudah dikelola.Salak Pondoh dari Mojosari memiliki kualitas yang baik dan selalu diminati pasar. Keberadaan kebun salak ini memberikan setidaknya dua keuntungan utama: pertama, sebagai sumber pendapatan yang ajek bagi para petani pemilik lahan. Kedua, menjadi jaring pengaman ekonomi di saat usaha lain mungkin sedang lesu. Sinergi antara pendapatan dari kebun salak dan pendapatan dari UMKM kuliner membuat struktur ekonomi rumah tangga di Mojosari menjadi lebih tangguh dan tidak rentan terhadap guncangan.

Jejak Sejarah dalam Nama Mojosari

Nama Mojosari sendiri diyakini berasal dari dua kata, "Mojo" yang merupakan nama pohon (terkenal dalam sejarah Majapahit) dan "Sari" yang berarti inti atau esensi. Menurut cerita tutur, nama ini diberikan oleh para pendahulu yang melihat potensi besar di wilayah ini. Pohon Mojo seringkali melambangkan kemampuan bertahan dan beradaptasi di berbagai kondisi, sementara "sari" melambangkan hasil terbaik atau inti dari sesuatu.Secara filosofis, nama ini sangat relevan dengan kondisi desa saat ini. Masyarakatnya telah membuktikan kemampuan beradaptasi dengan mengubah tantangan menjadi peluang, dan mereka berhasil mengeluarkan "sari" atau esensi terbaik dari potensi yang mereka miliki, baik dari tanah maupun dari keahlian tangan mereka.

Dinamika Sosial dan Semangat Kewirausahaan

Semangat kewirausahaan atau entrepreneurship telah menjadi bagian dari DNA sosial masyarakat Desa Mojosari. Anak-anak muda tidak hanya bercita-cita menjadi pegawai, tetapi banyak juga yang terinspirasi untuk melanjutkan atau memulai usaha sendiri. Lingkungan yang kompetitif namun suportif membuat iklim usaha di desa ini sangat kondusif.Interaksi sosial berjalan dinamis melalui berbagai kegiatan kemasyarakatan, mulai dari pengajian rutin, kegiatan karang taruna, hingga arisan kelompok UMKM. Wadah-wadah inilah yang menjadi tempat diseminasi informasi, transfer pengetahuan, dan penguatan modal sosial. Semangat untuk maju dan mandiri secara ekonomi menjadi pendorong utama bagi kemajuan desa secara keseluruhan. Infrastruktur yang memadai dan akses yang mudah ke pasar menjadi faktor eksternal yang semakin menyuburkan semangat kewirausahaan ini.